Arborek, Kampung Wisata yang Terkenal sampai ke Mancanegara
Brigitta
Setelah perjalanan kami ke Wayag viewpoint dan bermalam semalam di Wayag (baca cerita lengkapnya disini), paginya kami meninggalkan Wayag dan singgah di Kampung Wisata Arborek, Raja Ampat. Kampung Wisata Arborek berada di sebuah pulau dengan nama yang sama, Pulau Arborek. Pulau ini terletak masih di sekitaran kawasan Meos Mansar. Saya begitu terperangah dengan banyaknya turis yang datang ke kampung ini dan juga dengan betapa bersihnya kawasan kampung ini.
Saat itu kami datang dengan perahu sewaan sehingga kami bisa singgah di beberapa tempat dalam beberapa hari. Namun ada juga transportasi berupa perahu panjang dari Waisai ke Pulau Arborek, sempat saya baca bahwa bahkan ada transportasi publik ke Arborek dari Sorong. Kami tiba di Kampung Arborek sekitar pukul 3 sore setelah sekali penyelaman di siang hari. Pasir yang putih, air yang jernih dengan warna senada langit yang biru. Pemandangan yang begitu indah.
Kampung ini merupakan salah satu kampung di Kabupaten Raja Ampat yang akan dikembangkan menjadi tujuan eko wisata. Berbagai macam kerajinan dibuat di sini, para lelaki memahat patung khas papua atau replika kapal dan lain sebagainya. Sementara para wanita di kampung mengerjakan kerajinan tangan berupa topi khas Raja Ampat ataupun hasil anyaman lainnya. Hasil-hasil kerajinan ini dijual dan harganya cukup terjangkau, dari sinilah masyarakat setempat mendapatkan penghasilannya.
Tidak heran ada begitu banyak turis-turis mancanegara yang datang ke sini dan mengabadikan tempat ini dalam foto dan melabelinya sebagai salah satu destinasi wisata must seen Raja Ampat dalam blog travel mereka. Untuk saya, keberadaan kampung ini bagaikan museum budaya masyarakat Raja Ampat, saya terkesan dengan perkembangan yang ada di kampung tersebut. Masyarakat di sini pun sangat ramah dan bersahabat.
Kampung ini tidak begitu luas, dengan berjalan kaki saja anda bisa mengelilingi setiap sudut kampung. Saat itu saya sangat lapar, bekal yang kami bawa dari Waisai sudah hampir habis. Jadi kami berkeliling kampung untuk mencari warung makan, tapi tidak kami temukan sama sekali. Di perjalanan, kami sempat menyaksikan kelompok tari anak yang sedang berlatih. Ini juga merupakan daya tarik tersendiri, kehidupan sehari-hari masyarakat kampung Arborek, bagaimana mereka berinteraksi dan tersenyum riang kepada setiap wisatawan yang merupakan orang asing bagi mereka. Hal ini sudah hampir tidak ada lagi di daerah perkotaan.
Perlu kalian ketahui, meskipun Kampung Arborek merupakan kampung wisata, disana tidak terdapat warung makan atau restoran (paling tidak di awal tahun 2016). Jadi jika kalian ingin berkunjung dan menghabiskan waktu yang cukup lama di sini, pastikan untuk membawa bekal dari Waisai atau Sorong. Kami hanya menemukan kios kecil yang menjual kelapa muda dan mie instan seduh. Jadilah makan siang saya yang telat itu sekitaran jam setengah 4 sore.
Sore harinya kami duduk santai di dermaga kampung yang juga disebut sebagai jetty. Saya kemudian turun ke laut untuk snorkling, airnya begitu jernih ada banyak sekali ikan di bawah jetty. Sayangnya pada saat itu ada banyak sekali ubur-ubur di dalam air dan sangat perih bila menyentuh kulit. Akhirnya saya naik kembali ke permukaan dan bersantai menikmati angin sepoi-sepoi dan matahari yang perlahan mulai terbenam. Nah di Kampung Arborek ini kalian bukan hanya bisa snorkling tapi juga diving, atau kalian bisa berkeliling pulau dengan perahu yang bisa kalian sewa dari masyarakat setempat.
Kami berencana untuk menginap di Pulau Arborek dan esok paginya kembali ke Waisai. Malam itu kami membeli ikan segar hasil tangkapan warga, dengan baik hati mereka menawarkan untuk memanggang ikan tersebut untuk kami. Alhasil malam itu kami duduk di para-para masyarakat setempat dan menikmati ikan bakar segar dari laut Arborek. Malamnya kami numpang tidur di jetty Arborek dan tengah malam terbangun karena angin malam yang dingin (nasib merana backpacker 😀 ). Sebenarnya tersedia beberapa bungalow atau resort di kampung ini. Hanya saja harganya sedikit tidak masuk akal (mahal bangeet..) dan juga telah penuh oleh wisatawan. Di dermaga ini ada sepenggal tempat yang beratap di mana kami diperbolehkan tidur, kami sangat mujur mendapatkan tempat tersebut kalau-kalau saja datang hujan di malam hari.
Paginya kami bangun lebih cepat karena harus membereskan perlengkapan tidur kami. Hari itu warga setempat akan kedatangan rombongan tamu dan tidak ingin kami masih tidur lelap di jetty saat rombongan tamu tersebut datang. Lalu kami menge-pak perlengkapan kami dan berlayar kembali ke Waisai. Dalam perjalanan kembali, kami menemui segerombolan pari manta di Manta point yang letaknya tidak jauh dari Kampung Arborek. Tentu saja kami semua melompat ke air dan snorkling bersama manta, arus saat itu sangat kuat sehingga kami agak kesulitan untuk berenang. Pari manta yang cantik cantik sekali, dan air dengan visibilitas yang tinggi ini juga sangat menunjang jarak pandang dalam air. Pengalaman yang luar biasa.
Apakah kalian juga pernah mengunjungi Kampung Wisata Arborek? Bagaimana kesan kalian selama berada di sana? Kalau kalian berencana mengunjungi Raja Ampat, kampung yang satu ini bisa jadi salah satu destinasi kalian nantinya. Selamat menjelajah, dan selamat menemui dirimu yang baru dalam perjalanan itu!
Rumah tradisional di Kampung Arborek
Rumah tradisional di Kampung Arborek
Tampak belakang rumah warga di Kampung Arborek
Sirip pari manta dan Pulau Gam (Perjalanan pulang ke Waisai)